

TERASMALUKU.COM,-AMBON-Warga di Maluku dikagetkan dengan peristiwa konflik buaya dengan manusia, pada Kamis (7/2/2019) di dua lokasi berbeda. Dua orang warga tewas dimangsa buaya. Itu terjadi di Negeri Makariki Kecamatan Amahai Kabupaten Maluku Tengah dan di Desa Atubul Dol Kecamatan Wertambrian Kabupaten Kepulauan Tanimbar (Maluku Tengara Barat).
Jonias Makaweru, 37 tahun, warga Kompleks SMK Negeri 1 Amahai Negeri Makariki Kabupaten Malteng ditemukan tewas di muara Sungai Ruata. Korban diterkam buaya saat menjala ikan di sungai tersebut. Sementara Adamalik Batalata, 48 tahun juga tewas diterkam buaya di perairan Desa Atubul Dol Kabupaten Kepulauan Tanimbar saat mencari ikan, Kamis dini hari.
BACA JUGA: Warga Makariki, Malteng Tewas Dimangsa Buaya
Lalu apa yang sebenarnya terjadi dengan habitat buaya di Maluku. Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Maluku Mukhtar Amin Ahmad mengungkapkan Maluku sebagai daerah kepulauan merupakan habitatnya buaya. Pulau Seram, Pulau Buru, Pulau Tanimbar merupakan habitatnya buaya. Amin menilai adanya konflik buaya dengan manusia atau buaya menyerang manusia saat ini marak terjadi di sejumlah daerah. Amin menilai kemungkinan itu terjadi karena habitannya rusak.
“Sekarang hampir dimana mana terjadi konflik buaya dengan manusia. Kemungkinan terbesar terjadinya akibat rusaknya habitat buaya. Banyak nelayan gunakan bom ikan, sehingga ikan yang menjafi pakan buaya berkurang. Adanya perubahan tata kelola lahan, seperti habitat buaya dijadikan lahan kebun dan lainnya,” kata Amin kepada Terasmaluku.com, Jumat (8/2/2019).
Sebelum serangan buaya kepada dua warga di Makariki, Malteng dan Desa Atubul Dol Kabupaten Kepulauan Tanimbar, peristiwa serupa juga sering terjadi di Kabupaten Buru Selatan dan Kabupaten Buru. Amin mengatakan atas berbagai kasus serangan buaya kepada manusia, pihaknya sudah mengambil langkah-langkah agar tidak menimbulkan korban masyarakat.
BACA JUGA: Terkait Kasus Begal, OKP Cipayung Plus Demo Kapolres Malteng
Yakni terus memantau di lapangan, meminta warga untuk selalu waspada dan hat-hati di lokasi rawan ancaman buaya. Pihak BKSDA Maluku juga terus berkoordinasi dengan instansi terkait lainnya untuk penangannya serta melakukan kajian terhadap populasi dan habitat buaya di Maluku.
“Langkah-langkah yang kami lakukan yakni, terus melakukan pemantauan di lapangan, menghimbau warga untuk selalu waspada dan hati-hati di lokasi rawan ancaman buaya. Kita melakukan kordinasi denga instansi terkait untuk antisipasi penanganannya. Dan kami akan melakukan kajian terhadap populasi dan habitat buaya, apakah memang sudah overpolulasi atau habitatnya yang rusak,” kata Amin. (ADI)