Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menunjukkan bahwa dampak perubahan iklim juga berpotensi menimbulkan kerugian ekonomi hingga Rp544 triliun.

Berdasarkan dokumen yang dirilis Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi tersebut, pemerintah memang masih mengandalkan APBN.

“Ini adalah bukti nyata perubahan iklim,” kata ilmuwan iklim Universitas Negeri Pennsylvania, Michael Mann.

Laporan tersebut mendesak regulator untuk lebih tegas untuk mengatasi kerusakan ekonomi akibat perubahan iklim.

Perubahan iklim mengancam sejumlah peninggalan bersejarah dunia, salah satunya lukisan goa yang diyakini tertua di dunia, yang ditemukan di Sulawesi. Lukisan tertua di dunia tersebut terancam rusak akibat perubahan iklim.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) kembali memperingatkan dunia untuk segera bertindak mengatasi krisis iklim. Dalam pertemuan puncak di Amerika Serikat, 19 April 2021 lalu, organisasi tersebut mengatakan waktu semakin menipis untuk melakukan upaya perlindungan umat manusia dari bencana akibat krisis tersebut. Dalam rangka Hari Bumi, berikut 10 dampak perubahan iklim bagi Indonesia.

Anies Baswedan menceritakan pencapaian Kota Jakarta selama pandemi Covid-19 yang berkaitan dengan isu perubahan iklim.

Gubernur Anies Baswedan mengatakan Jakarta ditargetkan menjadi kota berketahanan iklim pada 2030.

Indonesia membutuhkan US$ 247,2 miliar atau setara Rp 3,6 kuadriliun untuk mengurangi emisi dan dampak beradaptasi pada perubahan iklim.

Pemanasan global yang memicu perubahan iklim memaksa banyak satwa tak terkecuali spesies di dasar laut mencari tempat baru agar bisa bertahan hidup.

NHC telah mengeluarkan peringatan badai tropis di sebagian besar Karibia untuk Badai Tropis Laura.

Kemenkeu telah menerima 167 usulan proyek mitigasi dan atau adaptasi perubahan iklim senilai total Rp 20 triliun.

Sri Mulyani meningkatkan target Nationally Determined Contribution (NDC) menjadi 29 persen dengan dana APBN atau APBD serta bantuan internasional.

Filippo Grandi memperingatkan kemungkinan adanya gelombang pengungsi ke negara maju yang terjadi akibat dampak perubahan iklim.

Aktivis lingkungan remaja Greta Thunberg menolak menerima penghargaan  Kusala Iklim. Menurutnya, gerakan perubahan iklim saat ini lebih memerlukan penguasa untuk mulai mendengarkan dan memperhatikan fakta ilmiah terkait isu itu.